PARA TOKOH DAN ROKOK

PARA TOKOH DAN ROKOK


Rasanya tidak akan sempurna jika membahas rokok tanpa mengetahui sejarah rokok itu sendiri. Rokok selalu disalahkan sebagai biang kerok timbulnya berbagai macam penyakit. Padahal awalnya, rokok digunakan justru untuk pengobatan. Pro kontra tentang rokok, menurut Caknun, sebagai akibat dari persaingan abadi antara perusahaan rokok dan farmasi.

Suatu waktu, Haji Agus Salim, seorang negarawan dan diplomat ulung yang kala itu menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Inggris, konon tengah menghisap rokok kreteknya di suatu pertemuan diplomatik di London.
Aroma rokok kretek yang dihisap Haji Agus Salim memancing seorang diplomat Barat bertanya padanya tentang apa yang dihisapnya. Lalu Haji Agus Salim menjawab, "inilah yang membuat nenek moyang anda sekian abad yang lalu, datang dan kemudian menjajah negeri kami."

Sejarah Rokok

Keberadaan rokok ini disinyalir telah ada sekitar 4000 tahun yang lalu pada suku Maya dan Aztec di Amerika Latih. Awalnya rokok dipergunakan untuk pengobatan dan kegiatan ritual. Baru setelah Columbus membawanya ke Eropa, mulailah rokok menyebar disana.

Sementara di Indonesia sendiri, rokok konon telah ada berabad abad yang lampau. Tercatat dalam kisah Roro Mendut, menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung, menjual rokok "klobot" (rokok dengan bungkus kulit dari jagung).

Sejarah Rokok Kretek

Riwayat rokok kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada akhir abad 19. Awalnya penduduk dari Kudus itu mengeluhkan sakit di dadanya. Kemudian ia mengoleskan minyak cengkeh pada dadanya sehingga sakitnya mulai menurun.

Selanjutnya Haji Djamari bereksperimen dengan mencampurkan cengkeh ke dalam tembakau dan melintingnya. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya itu, penyakit di dadanya pun hilang. Kemudian Haji Djamari mewartakan kepada kerabatnya, sehingga permintaan rokok kretek ini meningkat. Disebut rokok kretek, karena ketika dinyalakan, rokok ini berbunyi "kretek."

Sepuluh tahun kemudian, penemuan Haji Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokoknya dimulai pada tahun 1906. Pada tahun 1908, usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga." Inilah tonggak sejarah tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.

Rokok dan Tokoh Terkenal

Tidak sedikit tokoh terkenal yang merokok. Mulai tokoh politik, presiden, hingga para tokoh ilmuan. Sebut saja Karl Marx, Sigmund Freud, Winston Churchill, Albert Einstein, Mao Zedong, Fidel Castro, Che Guevara, Ho Chi Minh, Marshal Tito, Charles de Gaulle, hingga panglima besar jenderal Soedirman dan sang pujangga besar Indonesia, Chairil Anwar, serta masih banyak lagi deretan tokoh terkenal yang merokok.

Soekarno


Sejak kecil Soekarno sudah akrab dengan bungkus rokok. Lucky Strike digemari Bung Barno karena sering memuat gambar-gambar bintang film saat itu. Soekarno mulai senang merokok 555 karena sering melihat Dasaad. Sebelum merokok 555, Bung Karno sendiri suka merokok merek Tjap Bal Tiga bikinan Nitisemito.

Kegemaran merokok Sukarno ini pernah dikritik Aidit. Saat itu perayaan hari ulang tahun PKI di Senayan. Aidit kala itu menegur Bung Karno:
“Paduka baiknya mengurangi rokok, saya ini tidak pernah merokok, senang latihan tinju dan badan saya segar,” kata Aidit sambil mengepalkan tangannya bercanda depan Bung Karno.
“Aku merokok ini supaya revolusi jalan, Mad” jawab Sukarno memanggil Aidit dengan sebutan Ahmad—nama kecil Aidit.

Soeharto


Lain Soekarno, lain Soeharto. Semasa tinggal di Jalan Haji Agus Salim Menteng, tepatnya semasa masih jadi Jenderal biasa, Soeharto suka merokok Dji Sam Soe, Pak Harto sendiri mulai merokok sejak usia 15 tahun. Kala itu Soeharto mulai merokok pertama kali di Kebun Tebu, dekat Pabrik Gula Rewulu, Yogyakarta.

Sama seperti Bung Karno, Soeharto juga amat gemar cerutu, hal yang paling ia nikmati saat menghisap cerutu adalah saat memancing. Merokok sambil baca koran tiap sore sudah jadi kebiasaan Soeharto. Aktivitas itu ia lakukan sejak jadi Panglima di Semarang.

BJ Habibie


Banyak orang bilang kalau mantan Presiden BJ Habibie itu tidak pernah merokok. Ternyata BJ pernah menghisap rokok saat sedang mendalami suatu rumus yang harus ia pecahkan soal pengaruh arah angin dan ekor pesawat, atau yang masif disebut banyak orang dengan sebutan ‘Factor Habibie’.

Pak Habibie merokok untuk melancarkan daya pikir. Ia berhenti merokok saat istrinya Ainun mencium bau rokok yang melekat di bajunya. Ainur tidak suka dengan bau rokok. Cinta memang mampu merelakan segalanya.

Gusdur


Gus Dur suka merokok sejak masih jadi santri. Beberapa kisah soal rokok memang begitu menggelitik. Ketika mondok di Tambak Beras, di bawah asuhan Kyai Abdul Fattah (keponakan Kiyai Wahab Hasbullah) Gus Dur sempat jadi Kepala Keamanan. Pada suatu malam Jumat, Kepala Keamanan ini malah mberot dari pondok untuk nonton bioskop. Ketika balik ke pondok, kebetulan pas mati listrik. Pondok gelap-gulita. Terlihat lamat-lamat api rokok menyala di serambi langgar. Gus Dur mendekat, yang punya rokok tak tampak wajahnya dalam gelap.

“Sak sedhotan, Kang (minta menghisap rokok itu walau cuma satu sedotan)”, kata Gus Dur. Rokok pun diulurkan.
Gus Dur menghisap satu sedotannya dengan sedotan yang panjang. Karena disedot panjang-panjang, bara rokok pun membesar, menerbitkan sebersit cahaya. Dengan sebersit cahaya itu, tampaklah samar-samar wajah si pemilik rokok yang ternyata… Kyai Fattah!
Gus Dur kaget dan spontan melarikan diri. Kyai Fattah mengejar di belakangnya, “Rokokku! Rokokku!”

Begitulah Gus Dur dan kisah rokoknya. Belum lagi saat dirinya belajar di Mesir. Gus Dur bila mau menonton film sudah pasti merokok terlebih dulu. Tandemnya yang suka merokok saat itu Kyai Mustofa Bisri (Gus Mus), mereka berdua juga kalau kemana-mana sering merokok sambil iseng ngerjain mahasiswa yang baru datang ke Mesir. 

Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOGRAFI MAMA EYANG CIJERAH (KH. MUHAMMAD SYAFI'I)

HADITS KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA

BIOGRAFI ABUYA DIMYATI CIDAHU - BANTEN